![]() |
mahasiswa sedang ngeluh. he |
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩)إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠)وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١)إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢)الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah
lagi kikir. 20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan
apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,22. kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat, 23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.
Kawan,
sebagaimana kita ketahui
Al-Quran adalah kalam ilahi. Ia benar-benar murni dari Allah bukanlah buatan Muhammad SAW. Kita sebagai umat muslim tentunya mengimani kepadanya dengan sepenuhnya. Itu berarti apa yang dikabarkan oleh Al-Quran kepada kita adalah sebuah kebenaran hakiki yang tidak boleh disangkal. Dan meskipun kita mau menyangkalnya pasti tidak akan bisa.
Al-Quran adalah kalam ilahi. Ia benar-benar murni dari Allah bukanlah buatan Muhammad SAW. Kita sebagai umat muslim tentunya mengimani kepadanya dengan sepenuhnya. Itu berarti apa yang dikabarkan oleh Al-Quran kepada kita adalah sebuah kebenaran hakiki yang tidak boleh disangkal. Dan meskipun kita mau menyangkalnya pasti tidak akan bisa.
Apa
yang dipesankan oleh rangkaian ayat diatas adalah mengenai sifat-sifat buruk
manusia. Ya, manusia. Kita. Allah mengawalinya dengan perkataan إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا “sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir.” Ini adalah sifat mendasar dari manusia yaitu berkeluh
kesah/mengeluh dan kikir. Ini adalah sifat buruk tapi ini juga berarti
sifat-sifat itu adalah manusiawi dan bukan manusia jika tidak memiliki sifat
itu. Ingat bahwa manusia adalah makhluk yang Allah berikan dua potensi yaitu
untuk berbuat fujur (keburukan) dan ketakwaan sebagaimana dalam firman-Nya yang
lain dalam surat Asy-Syam ayat 8 “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” Itu berarti sifat ini adalah fitrah yang telah
Allah tetapkan melekat pada jiwa manusia, bukan sebuah masalah dan pasti setiap
apa yang telah Allah tetapkan pasti ada manfaat dan hikmahnya. Kemudian Allah
menjelaskan sifat itu pada ayat berikutnya
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠)وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا “apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah, 21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir”. Ini adalah bayan
(penjelas) bagi ayat sebelumnya dimana Allah menjelaskan bahwa manusia itu jika
ditimpa suatu kesusahan ia mengeluh namun bila mendapat kebaikan ia kikir. Namun
pada tulisan kali ini saya hanya akan fokus untuk membahas satu sifat dari dua
sifat tersebut yaitu mengeluh.
Sebagaimana
dijelaskan diatas bahwa mengeluh adalah fitrah yang Allah tetapkan atas
manusia. Mengeluh bukanlah hal yang salah. Dan tidak ada salahnya. Karena ia
manusiawi. Yang tidak boleh adalah selalu mengeluh atau biasa mengeluh.
Jika
merujuk kepada ayat diatas maka yang membuat manusia mengeluh adalah kesusahan.
Kesusahan bisa beragam seperti bencana alam, kehilangan benda kesayangan,
kehilangan orang yang dicintai, dipecah atasan, dimarahi guru, dijauhi teman,
tugas yang menunpuk, pekerjaan yang tak kunjung selesai, mendapat hasil yang
tidak sesuai, impian tak kunjung diraih, doa dan harapan tak kunjung dikabul dan
masih banyak yang lain. Disaat-saat seperti itu lah manusia mulai tertekan
mentalnya kemudian mengambil sikap. Sikap yang muncul hanyalah dua yaitu sabar
ataukah mengeluh. Kebanyakan orang pasti akan mengeluh karena itu mudah untuk
dilakukan dibandingkan harus bersabar karena itu sangat berat dilakukan. Ketika
orang tertekan kemudian berkeluh kesah yang pertama ia lakukan adalah
menggrutu, meratapi keadaan, memikirkan tanpa bertindak apapun, kemudian
mencari sesorang untuk berbagi keluh kesah itu atau yang populer disebut
curhat. Dengan cara itulah orang menganggap bahwa kesusahannya akan berkurang.
Tapi itu tidaklah terjadi. Karena ia curhat kepada tempat yang salah. Ia curhat
kepada sesama manusia yang juga memiliki banyak masalah dan kesusahan. Bukan
berkurang apa yang dikeluhkan bahkan tambah makin banyak masalah yang datang.
Mengeluh
dan curhat seperti itu tidaklah salah jika dilakukan sesekali saja. Tapi akan
menjadi masalah jika terus berulang dan menjadi kebiasaan. Karena itu menandakan
ia tidak bersyukur dan tidak ridha atas apa yang Allah timpakan kepadanya. padahal
dengan mengeluh itu Allah akan semakin marah kepadanya. “dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Q.S. Ibrahim : 7)
Kembali
kita lihat rangkaian ayat dari surat al-ma’arij diatas. Setelah menerangkan
sifat-sifat buruk manusia yaitu mengeluh. Allah lanjutkan firmannya dengan ayat
إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢)الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)
“kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu
tetap mengerjakan shalatnya.”
Sekali
lagi betapa indah kalamullah ini. Pesan yang sungguh luar biasa. Allah
mensifati manusia dengan sifat buruk yang suka mengeluh tetapi hal itu tidaklah
berlaku untuk semua manusia. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat tidak
akan mengeluh. Dengan kata lain Allah
mengabarkan bahwa untuk mengatasi sifat buruk mengeluh adalah dengan
mengerjakan shalat. Tetapi bukan sembarang shalat melainkan shalat yang
dilakukan secara دَائِمُونَ yaitu dengan tenang, tumaninah,
diawal waktu, dan memperhatikan rukun wajib dan sunahnya sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits dikatan “shollu kama raitumuni ushalli”
shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku (Rasulullah) shalat.”
Shalat
secara bahasa adalah berdo’a. Do’a artinya memohon. Dikatakan bahwa shalat
adalah acara spesial seorang hamba untuk bertemu dengan Tuhannya.
Dalam hadits
disebutkan, “bahwa Rasulullah SAW jika menghadapi suatu masalah, maka beliau
mengerjakan shalat.” (H.R. Ahmad dan an-Nasai).
Sungguh
indah apa yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita. Ketika kita mendapat
kesusahan seharusnya meniru apa yang dicontohkan beliau. Ya silahkan mengeluh!
Silahkan berkeluh kesah! Tapi bukan kepada makhluk. Tapi curhatlah kepada Allah
yang maha memberikan jalan keluar. Curhatlah dalam shalat mu. Shalat yang
tenang. Penuh dengan kekhusuan. Tumaninah. Penuh harap kepada sang Ilahi.
Kemudian berlama-lamalah dalam sujud. Karena sujud adalah jarak yang paling
dekat antara hamba dan Tuhannya. Ungkapkanlah semua keluh kesahmu kepada-Nya. Berdoalah
memohon agar semua urusan kita dimudahkan. Setelah itu kembalilah kepada urusan
kita lakukan penuh kesabaran. Yakinlah bahwa Allah past
i akan menolong. “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah : 153)
i akan menolong. “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah : 153)
Itulah
yang saya fahami dari rangkaian ayat tersebut. Semoga menjadi pengingat kepada
diri pribadi dan kepada antum sekalian. Apa yang salah mohon dikoreksi. Sumber
dari bacaan ini adalah tafsir ibnu katsir, tafsir fi zilallil qura, riyadhus
shalihin, dan sumber-sumber lainnya. Jika ada kesalahan mohon maaf dan silahkan
dirujuk kembali pada sumber utamanya. Kritik dan saran bisa langsung
disampaikan ke alamat email saya di tetengteteng@gmail.com atau 08986034916. Semoga kita senantiasa berada dalam naungan
rahmat Allah dan menjadikan Quran sebagai pedoman hidup yang Hakiki. Saya
cukupkan sekian.
Salam 3G...
G-G-G!!! :D
Writed by :
Teteng
1141030223 | 08986034916 | Tafsir Hadits | UIN SGD BDG 2014
0 Response to "Sifat Buruk Manusia (Mengeluh)"
Posting Komentar
Beri kami tanggapan terbaik mu.. :)