Sifat Buruk Manusia (Mengeluh)

mahasiswa sedang ngeluh. he
Untuk mengawali tulisan ini saya ingin meyampaikan satu rangkaian pesan ilahi yang sangat indah yakni firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Ma'arij ayat 19 sampai 35 berikut ini :
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩)إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠)وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١)إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢)الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.
Kawan, sebagaimana kita ketahui
Al-Quran adalah kalam ilahi. Ia benar-benar murni dari Allah bukanlah buatan Muhammad SAW. Kita sebagai umat muslim tentunya mengimani kepadanya dengan sepenuhnya. Itu berarti apa yang dikabarkan oleh Al-Quran kepada kita adalah sebuah kebenaran hakiki yang tidak boleh disangkal. Dan meskipun kita mau menyangkalnya pasti tidak akan bisa.
Apa yang dipesankan oleh rangkaian ayat diatas adalah mengenai sifat-sifat buruk manusia. Ya, manusia. Kita. Allah mengawalinya dengan perkataan إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا “sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” Ini adalah sifat mendasar dari manusia yaitu berkeluh kesah/mengeluh dan kikir. Ini adalah sifat buruk tapi ini juga berarti sifat-sifat itu adalah manusiawi dan bukan manusia jika tidak memiliki sifat itu. Ingat bahwa manusia adalah makhluk yang Allah berikan dua potensi yaitu untuk berbuat fujur (keburukan) dan ketakwaan sebagaimana dalam firman-Nya yang lain dalam surat Asy-Syam ayat 8 “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” Itu berarti sifat ini adalah fitrah yang telah Allah tetapkan melekat pada jiwa manusia, bukan sebuah masalah dan pasti setiap apa yang telah Allah tetapkan pasti ada manfaat dan hikmahnya. Kemudian Allah menjelaskan sifat itu pada ayat berikutnya
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠)وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا “apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir”. Ini adalah bayan (penjelas) bagi ayat sebelumnya dimana Allah menjelaskan bahwa manusia itu jika ditimpa suatu kesusahan ia mengeluh namun bila mendapat kebaikan ia kikir. Namun pada tulisan kali ini saya hanya akan fokus untuk membahas satu sifat dari dua sifat tersebut yaitu mengeluh.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa mengeluh adalah fitrah yang Allah tetapkan atas manusia. Mengeluh bukanlah hal yang salah. Dan tidak ada salahnya. Karena ia manusiawi. Yang tidak boleh adalah selalu mengeluh atau biasa mengeluh.
Jika merujuk kepada ayat diatas maka yang membuat manusia mengeluh adalah kesusahan. Kesusahan bisa beragam seperti bencana alam, kehilangan benda kesayangan, kehilangan orang yang dicintai, dipecah atasan, dimarahi guru, dijauhi teman, tugas yang menunpuk, pekerjaan yang tak kunjung selesai, mendapat hasil yang tidak sesuai, impian tak kunjung diraih, doa dan harapan tak kunjung dikabul dan masih banyak yang lain. Disaat-saat seperti itu lah manusia mulai tertekan mentalnya kemudian mengambil sikap. Sikap yang muncul hanyalah dua yaitu sabar ataukah mengeluh. Kebanyakan orang pasti akan mengeluh karena itu mudah untuk dilakukan dibandingkan harus bersabar karena itu sangat berat dilakukan. Ketika orang tertekan kemudian berkeluh kesah yang pertama ia lakukan adalah menggrutu, meratapi keadaan, memikirkan tanpa bertindak apapun, kemudian mencari sesorang untuk berbagi keluh kesah itu atau yang populer disebut curhat. Dengan cara itulah orang menganggap bahwa kesusahannya akan berkurang. Tapi itu tidaklah terjadi. Karena ia curhat kepada tempat yang salah. Ia curhat kepada sesama manusia yang juga memiliki banyak masalah dan kesusahan. Bukan berkurang apa yang dikeluhkan bahkan tambah makin banyak masalah yang datang.
Mengeluh dan curhat seperti itu tidaklah salah jika dilakukan sesekali saja. Tapi akan menjadi masalah jika terus berulang dan menjadi kebiasaan. Karena itu menandakan ia tidak bersyukur dan tidak ridha atas apa yang Allah timpakan kepadanya. padahal dengan mengeluh itu Allah akan semakin marah kepadanya. “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Q.S. Ibrahim : 7)
Kembali kita lihat rangkaian ayat dari surat al-ma’arij diatas. Setelah menerangkan sifat-sifat buruk manusia yaitu mengeluh. Allah lanjutkan firmannya dengan ayat
إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢)الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣)
“kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.”
Sekali lagi betapa indah kalamullah ini. Pesan yang sungguh luar biasa. Allah mensifati manusia dengan sifat buruk yang suka mengeluh tetapi hal itu tidaklah berlaku untuk semua manusia. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat tidak akan mengeluh.  Dengan kata lain Allah mengabarkan bahwa untuk mengatasi sifat buruk mengeluh adalah dengan mengerjakan shalat. Tetapi bukan sembarang shalat melainkan shalat yang dilakukan secara دَائِمُونَ yaitu dengan tenang, tumaninah, diawal waktu, dan memperhatikan rukun wajib dan sunahnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits dikatan “shollu kama raitumuni ushalli” shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku (Rasulullah) shalat.”
Shalat secara bahasa adalah berdo’a. Do’a artinya memohon. Dikatakan bahwa shalat adalah acara spesial seorang hamba untuk bertemu dengan Tuhannya.
Dalam hadits disebutkan, “bahwa Rasulullah SAW jika menghadapi suatu masalah, maka beliau mengerjakan shalat.” (H.R. Ahmad dan an-Nasai).
Sungguh indah apa yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita. Ketika kita mendapat kesusahan seharusnya meniru apa yang dicontohkan beliau. Ya silahkan mengeluh! Silahkan berkeluh kesah! Tapi bukan kepada makhluk. Tapi curhatlah kepada Allah yang maha memberikan jalan keluar. Curhatlah dalam shalat mu. Shalat yang tenang. Penuh dengan kekhusuan. Tumaninah. Penuh harap kepada sang Ilahi. Kemudian berlama-lamalah dalam sujud. Karena sujud adalah jarak yang paling dekat antara hamba dan Tuhannya. Ungkapkanlah semua keluh kesahmu kepada-Nya. Berdoalah memohon agar semua urusan kita dimudahkan. Setelah itu kembalilah kepada urusan kita lakukan penuh kesabaran. Yakinlah bahwa Allah past
i akan menolong. “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah : 153)
Itulah yang saya fahami dari rangkaian ayat tersebut. Semoga menjadi pengingat kepada diri pribadi dan kepada antum sekalian. Apa yang salah mohon dikoreksi. Sumber dari bacaan ini adalah tafsir ibnu katsir, tafsir fi zilallil qura, riyadhus shalihin, dan sumber-sumber lainnya. Jika ada kesalahan mohon maaf dan silahkan dirujuk kembali pada sumber utamanya. Kritik dan saran bisa langsung disampaikan ke alamat email saya di tetengteteng@gmail.com atau 08986034916. Semoga kita senantiasa berada dalam naungan rahmat Allah dan menjadikan Quran sebagai pedoman hidup yang Hakiki. Saya cukupkan sekian.
Salam 3G... G-G-G!!! :D

 Writed by :
Teteng
1141030223 | 08986034916 | Tafsir Hadits | UIN SGD BDG 2014

0 Response to "Sifat Buruk Manusia (Mengeluh)"

Posting Komentar

Beri kami tanggapan terbaik mu.. :)